Ada mengerti
di samping rutinitasnya
mengambil batas
bukan seperti pertanyaan
Sepertiga jiwa ku hilang, tertekan amarah dan lainnya patah di telan rindu
diam saja jika bisa memahami, namun suka menjadi duka
tidak jelas apa kekosongan bisa menjadi kawan setia
merasa itu kewajaran bersama jajaran kolega
Sudah terlalu sering aku mengerti
terkadang menagis sampai semua menjadi terbiasa
bukannya kau membuat ini seperti pentas nyata?
penuh lampu dengan cahaya redup
Bersembunyi aku di pengasingan yang ku buat sendiri
melompat dari kurungan awan lalu terjun kembali di ruang lepas
membelit nafas wahai kalung kuning
walau lepas masih sulit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar