“hey, lama tak jumpa”
“iya ,tak sadar, 5 tahun setelah semua berlalu”
“hehehe, iya maafkan aku, aku harus mengantarkan beberapa pesanan”
“kau bisa berhenti tertawa seperti itu?”
“seperti biasa, kamu masih tak suka dengan tawaku, apa kabar mu ?”
“apa kau tak melihat aku? “
“oke, sekarang aku melihat mu, dan memang cukup berubah, kamu tambah tinggi dan,… ah,.. sudah lah”
“hanya terheran saja? “
“apa yang kau herankan ? kita sudah sudah kenal lama bukan?, jangan menatap ku kaku begitu lah Ran”
“sudah, ayo jalan, tetap saja masih tak berubah”
“aku tak punya alasan lagi untuk berubah, haha, tak ada lagi yang mengomeli aku jika aku makan mie”
“sudah – suadah, kau fokus saja pada jalan ini”
“ oke, jika itu yang memang kau mau” *menghentikan motor*
“apa maksud mu? Tujuan kita bukan di sini bukan?”
“kita sudah sampai, kau ingat tempat ini?”
“iya, bahkan rasanya seperti kemarin”
“waktu itu, aku tak sengaja, maaf sekali”
“hehe, kau buat aku putus dengan Bayu”
“hanya tak bias membayangkan, jika kau tetap dengan dia Ran”
“sudah-sudah,kau kemari ingin membuat aku mati lagi? Cukup lelah rasanya jika mengingat potongan cerita itu San”
“oke maafkan aku, ku kira kau sudah tak terlalu menganggap ada cerita itu :)”
“kau tau kenapa aku suka berada disini?
“jika ku hanya memperhatikan mu mungkin karna *melihat jam* sudah jam 16.23, aku tidak salah kan?”
“haha, kau benar-benar mengerikan ya San, jalan puang – percakapan tangis, aku hanya tak tau mengapa cafe ini selalu saja memutar lagu ini selalu tepat , mereka tak banyak merubah disain, bahkan wallpaper di sana masih tetap sama, dan jam besar itu masih menggantung diantara rak kopi”
“iya, namun kau melupakan sesuatu”
“apa itu?”
*mengeluarkan sesuatu dari saku celana kanan* “apa kamu masih inggat, janjiku Ran?”
“iya ,tak sadar, 5 tahun setelah semua berlalu”
“hehehe, iya maafkan aku, aku harus mengantarkan beberapa pesanan”
“kau bisa berhenti tertawa seperti itu?”
“seperti biasa, kamu masih tak suka dengan tawaku, apa kabar mu ?”
“apa kau tak melihat aku? “
“oke, sekarang aku melihat mu, dan memang cukup berubah, kamu tambah tinggi dan,… ah,.. sudah lah”
“hanya terheran saja? “
“apa yang kau herankan ? kita sudah sudah kenal lama bukan?, jangan menatap ku kaku begitu lah Ran”
“sudah, ayo jalan, tetap saja masih tak berubah”
“aku tak punya alasan lagi untuk berubah, haha, tak ada lagi yang mengomeli aku jika aku makan mie”
“sudah – suadah, kau fokus saja pada jalan ini”
“ oke, jika itu yang memang kau mau” *menghentikan motor*
“apa maksud mu? Tujuan kita bukan di sini bukan?”
“kita sudah sampai, kau ingat tempat ini?”
“iya, bahkan rasanya seperti kemarin”
“waktu itu, aku tak sengaja, maaf sekali”
“hehe, kau buat aku putus dengan Bayu”
“hanya tak bias membayangkan, jika kau tetap dengan dia Ran”
“sudah-sudah,kau kemari ingin membuat aku mati lagi? Cukup lelah rasanya jika mengingat potongan cerita itu San”
“oke maafkan aku, ku kira kau sudah tak terlalu menganggap ada cerita itu :)”
“kau tau kenapa aku suka berada disini?
“jika ku hanya memperhatikan mu mungkin karna *melihat jam* sudah jam 16.23, aku tidak salah kan?”
“haha, kau benar-benar mengerikan ya San, jalan puang – percakapan tangis, aku hanya tak tau mengapa cafe ini selalu saja memutar lagu ini selalu tepat , mereka tak banyak merubah disain, bahkan wallpaper di sana masih tetap sama, dan jam besar itu masih menggantung diantara rak kopi”
“iya, namun kau melupakan sesuatu”
“apa itu?”
*mengeluarkan sesuatu dari saku celana kanan* “apa kamu masih inggat, janjiku Ran?”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar