Rabu, 11 September 2013

Jendela

Kenyataan mengubah ingin, bahkan untuk beberapa mimpi buku senyum tulisan indah gema rendah acak subuh patah kembali mencinta tidur San DiegoHills hanya kenangan

Beberapa waktu sudah terjual tanpa perasaan
demi konsep kepergian,semua melihat besi patah 
pondasi kecaman ketakutan menyelinap
tergantung dekap ketiak hangat 

Sudah memanatau saja dari jauh 
malam patang seperempat subuh
kesakitan menggunggah kontradiksi
sekilas memotong bibir langit 

Dusta dan  kebencian mulai merata 
menata kelahiran sang monumen kota mati
bagaimana merasa begitu sibuk untuk apa yang kau muakkan?
masih membuntu, terhambat nyata

Hardik tertanam sudah
memburu tumbuh rubuh
rambutmu rontok sekali
terlihat jurnal mu bertopeng

Sukar menerka
kita menjarak sudah terjarak
kembali menjemput siang
tertawa bahagia ku kutip dari surat mu

Dua sisi kelangkahan sudah berdiri duduk menginjak ranting putus patah tak berbalik rajut singgah detik membahas kepergian hati San Diego Hills
bukankah ini terlalu mewah wahai Eros? tatap surya tersenyum pada Apollo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar