Senin, 11 Agustus 2014

Mari, Melihat Dengan Mata dan Berfikir Dengan Kepala

Apa kau suka seni Teater?
aku harap kau suka, seorang teman dari UNP pernah bercerita mengenai remaja di Makasar, rata-rata mereka sangat menyukai pertunjukan teater,sampai-sampai remaja di sana lebih memilih menonton pertujukan teater daripada menghabisakan waktu di mall atau di rumah, aku sungguh iri mendengar cerita itu. pernah berfikir apa yang membuat Padang bergitu berbeda dengan Bandung atau Makasar? maksudku dalam konteks kesenian. iyap, apresiasi. tingkat menghargai karya itu cukup rendah, baik dari sesama para seniman maupun pemerintahnya, ini pendapat pribadiku saja. remaja di kampus kita juga begitu, aku tidak mendengar suara mereka. menurutku harusnya pemimpin itu adil, apa gunanya kita setiap semester mengisi quisioner jika tidak ada perubahan?, apa gunanya IPK >3.0 tapi sisi "warna"individu tidak diberi ruang? mengeluarkan pendapat saja tidak boleh, laki-laki berambut panjang saja tidak boleh.lantas apa yang boleh? jadi budak kebodohan yang dipaksa nyantai menanggapi hal-hal krusial di lingkungan sosialmu ?,  aku iri dengan mahasiswa di Bandung yang membuat event keren seperti "Kampung Jazz" sementara di tempat kita hanya bikin acara (katanya) keakraban tapi malah aku ngelihatnya 'keakraban', itu acara cuma buat di sounding antar lo,elo,lo aja. bukan kita bersama kawan-kawan, kenapa gak kita tukar aja dengan Gathering akbar dari angkatan awal sampe yang baru masuk, dan melibatkan seluruh angkatan, ya mengingat lagi daripada bikin acara cuma buat lo, elo, lo doang. heuheu. atau bikin acara keren gitu kek "Kampung Jazz" tadi. mari buka mata, buka hati.Transparanlah.

Tak ada yang dapat kita banggakan jika semasa mengenyam pendidikan, kita tidak membuat sebuah perubahan. malulah dengan gelar sarjana yang akan disandang kelak, malulah pada Negara, malulah pada Bangsa ini, malulah pada diri sendiri.

Bagiku, setiap negara yang merdeka haruslah menjadikan warga negaranya merdeka pula secara individu. selama  tidak menyalahi aturan yang ada, dan tidak mengganggu orang di sekitar apa salahnya berkomentar atau mengkritik? apa kau setuju kita itu harus merombak mental pribadi? tapi sudahlah, tempat kita tidak mendukung pembentukan manusia cerdas. jangan salahkan orang tua, tapi lihatlah terkadang melihat dari bayak hal akan membuatmu berfikiran lebih terbuka menanggapi banyak hal. eh tapi aku yakin kau pasti akan menanggapi ini, biasanya (dulu) kau akan lebih tajam memberi serangan kepada aku. hahaha

Selamat meramu fikir. jangan lupa pasang kepala sebelum merenung :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar