Dia tak pernah tau mengapa percakapan itu selalu berakhir dengan ketidak sepakatan antara apa yang dirasanya, semua berujung pada terhentinya obrolan ini. aku harap, aku tidak mengingat apa saja ucapan kemarin. Karena berlalu tak lebih sama dengan ungkapan perceraian dengan janji yang sudah kita sepakati sebelumnya. sunggh, jika boleh aku membenci ini maka akan aku lakukan sebagai pembayar hutang dimasa lalu.
Aku yakin, sebahagian adalah ego cinta mu terhadap ku, mungkin saja. Setiap garis mata yang kau kedipkan mengarah tepat pada nalar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar